Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Said Dan Syarifah : Pengertian,Kedatangan Ke Nusantara Dan Hukum Pernikahan

Tengkuadiman.blogspot.com - orang yang mempunyai darah keturunan rasulullah diketahui dengan istilah said serta syarifah. Apa itu syarifah serta said?

Alifa Aryatna dalam novel 125 Cerita Kenyataan Islam yang Unik serta Luar biasa menarangkan, syarif serta syarifah ialah gelar yang diberikan kepada para generasi Rasulullah dari pihak hasan dan husein.

Said Dan Syarifah : Pengertian,Kedatangan Ke Nusantara Dan Hukum Pernikahan

Pengertian Said Dan Syarifah
Said bermakna orang yang terhormat, sebaliknya syarifah bermakna perempuan yang terhormat. Ada pula orang yang nasabnya tidak bersambung kepada Rasulullah ataupun Sayyidina Hasan serta Husain diucap dengan non- sayyid.

Dibandingkan dengan generasi Arab yang lain, para syarif serta syarifah mempunyai keunikan tertentu. Mereka mempunyai perawakan, wajah ataupun garis muka yang berbeda dengan orang Arab pada biasanya.

Sebagian besar dari mereka pula mempunyai warna kulit putih serta bermata kecoklat - coklatan. Hingga, tidak heran apabila orang yang mempunyai gelar tersebut berwajah menawan serta tampan. namun tidak seluruh yang berkulit putih serta hidung mancung itu merupakan said ataupun syarifah.

Bagi syeikh Abdullah Ba’ as, sebutan Sayyid serta Sayyidah spesial untuk mereka yang nasabnya terhubung kepada Sayyidina Husain, sebaliknya Syarif serta Syarifah spesial untuk mereka yang nasabnya terhubung kepada Sayyidina Hasan.

Para Ulama’ berkomentar kalau yang menjadikan Ahlu Bait berbeda dengan orang‘ Ajam merupakan banyaknya riwayat hadits yang mengatakan keistimewaan, keutamaan serta kekhususan mereka, di antara kekhususan Ahlu Bait yang membedakan dengan orang‘ Ajam merupakan selaku berikut:


1. Ahlu bait diharamkan buat menerima sedekah,
2. Ahlu Bait memiliki nasab da nasal- usul yang mulia,
3. Nasab Ahlu Bait terpelihara serta tidak hendak terputus hingga hari kiamat,
4. Ahlu Bait mempunyai lembaga yang melindungi kesahihan nasab.


Hukum Pernikahan
Dari sekian banyaknya uraian yang sudah dipaparkan diatas, dapat kita ambil kesimpulan kalau mereka yang mempunyai nasab ataupun mempunyai garis generasi kepada Rasulullah Saw, mempunyai keistimewaan, kemuliaan, keunikan dan syarat buat melindungi kemurnian nasab tersebut.

Metode buat senantiasa melindungi generasi tersebut yakni dengan menikahkan anak mereka yang perempuan( syarifah) kepada lelaki yang pula mempunyai generasi tersebut( syarif/ sayyid) serta apabila melenceng dari syarat tersebut, berarti orang tersebut dikira sudah berdosa sebab memutuskan nasabnya.


Kehadiran Ke Nusantara
Kehadiran para orang dagang serta ulama Arab beberapa tahun yang lalu tepatnya tahun 1700an Masehi nyatanya banyak meninggalkan kesan tertentu untuk warga kita. Dari dahulu sampai saat ini juga, tidak tidak sering kita menciptakan orang di dekat kita yang mempunyai gelar“ Syarif/ Sayyid” untuk lelaki serta gelar“ Syarifah/ Sayyidah” untuk wanita.

Sebagian dari generasi said serta syarifah yang tiba ke nusantara, terdapat yang jadi sultan serta mendirikan kesultanan dan menyebarkan agama islam. contohnya saja merupakan kesultanan pontianak, kesultanan kubu, kesultanan siak serta kesultanan pelalawan.


Said Serta Syarifah Di Siak serta Pelalawan
Gelar Said untuk pria serta Gelar Syarifah untuk wanita merupakan gelar kehormatan yang diberikan kepada orang- orang yang ialah generasi Nabi Muhammad SAW lewat cucu dia, Hasan bin Ali serta Husain bin Ali, yang ialah anak dari anak wanita Nabi Muhammad SAW, Fatimah az- Zahra serta menantunya Ali bin Abi Thalib.

Banyak sekali alih bahasa dalam penyusunan gelar tersebut dari bermacam negeri yang dimana maksudnya sama serta masih dalam satu generasi. Semacam halnya Sayyid, Syekh, Sayid, Sayyed, buat Arab serta Said, Syed, Wan, Habib buat Asia, sama pula halnya dengan gelar wanita sepeti Sayyidah, Alawiyah, Syarifah ataupun Sharifah.

Pada generasi Tengku Siak, Pelalawan serta Tebing Besar, gelar ini dini menempel kala seseorang Gadis dari Sultan Alamuddin Syah( Raja ke- 4 Siak Sri Indrapura) bernama TENGKU EMBUNG BADARIAH yang dinikahkan dia dengan Bangsawan Arab dari Hadramaut Yaman Selatan yang bernama SAID OSMAN BIN ABDURRAHMAN BANAHSAN dari generasi NABI MUHAMMAD SAW.

Dari hasil Perkawinan TENGKU EMBUNG BADARIAH serta SAID OSMAN BIN ABDURRAHMAN, disebutkan 3 anak pria mereka yang bernama Tengku Udo Said Ali( Sultan Syarif Ali) merupakan Sultan Sri Indrapura ke 7, Tengku Busu Said Ahmad merupakan Penguasa Yang Dipertuan Muda Tebing Besar, serta Tengku Said Abdurrahman( Sultan Syarif Abdurrahman) merupakan yang jadi Raja di Pelalawan.

Dari 3 anak pria mereka seperti itu gelar Tengku Said/ Tengku Syarifah menempel pada Keturunan- Keturunan dari Kerajaan Siak, Kerajaan Pelalawan serta Yang Dipertuan Tebing Besar sampai saat ini. Walaupun demikian, masih banyak dari generasi mereka yang dengan terencana tidak mengenakan gelar Said/ Syarifah.